”GALUNGAN” diantara Perayaan, Pemujaan dan Mitos

[ww]-Share
Om Awighnamastu,
Hari Raya Galungan yang jatuh Budda Kliwon Dungulan termasuk rerahinan jagat bagi umat Hindu. Konon Galungan bermakna “Perayaan” kemenangan Dharma melawan Adharma. Namun dalam hal ini kemenangan Dharma siapa yang dirayakan? dan atas kekalahan Adharma siapa? tentu kita akan mengacu pada Mitos Maya Danawa. Kenapa kita tidak merayakan kemenangan sendiri. Jika kita bicara kemenangan maka didahului dengan “usaha perjuangan untuk menaklukkan/mengalahkan” seperti menaklukan hawa nafsu atau Sad Ripu misalnya. Namun ritual itu tidak ada di Hari Raya Galungan. Artinya merayakan kemenangan tanpa melakukan usaha/perjuangan spiritual.
Mitos Maya Danawa adalah acuan untuk sebuah ritual perayaan. Jika kita menelusuri nama Maya Danawa maka tidak ada dalam silsilah raja-raja Bali. Lantas siapa Maya Danawa ? Ada beberapa kalangan menyatakan Maya Danawa adalah sebuah ungkapan atau kiasan atas kekalahan sebuah dinasti, yakni kalahnya/hilangnya dinasti Bedahulu oleh dinasti Warmadewa. Dimana dinasti Bedahulu adl raja Sri Ugrasena & dari Warmadewa adl Sri Jaya Kasunu. Ada jg yg membilang Maya Danawa adl ungkapan kekalahan antar sekte, dimn sekte waisnawa dikalahkan olh Siwa (siddanta). Dimana rumor yang berkembang hingga saat ini mengklaim bhw Maya Danawa tdk memberikan masyarakat Bali unt mengadakan YADNYA. Hingga suatu saat terjadi wabah (alias Grubug) di Bali. Singkat cerita kemudian Sri Jaya Kasunu melakukan tapa yoga semadi di Besakih dan atas pewarah-warah Bhatari Durga, unt menyelamtkan kembali masyarakat Bali mk hrs mengadakan kembali Yadnya di hari Galungan. Mengenai cerita ini termuat dlm Lontar
Usana Bali. Contohnya : di Karangasem salah satu pengikut dinasti Bedahulu adalah Desa Tenganan Pegringsingan, dimn Desa Tenganan kelihatannya tidak merayakan Galungan dan hr-hr suci tertentu.

Pemujaan di hari Galungan berbeda dgn hari suci lainnya, spt Hari raya Saraswati adlh pemujaan terhdp Dewi Saraswati, Pagerwesi pemujaan terhdp SH Paramesti Guru, tumpek adlh pemujaan trhdp Dewa Siwa dlm berbagai manifestasi. Namun Galungan pemujaan terhdp dewa siapa ? Dlm konsep pd serangkaian galungan berkuasanya Sang Kala Tiga Sakti, yakni Bhuta Galungan (pd hr penampahan), Bhuta Dungulan (pd hr Galungan), dan Bhuta Amengkurat (pd hr manis galungan). Puncak ritual dalam rangkaian Galungan yakni pada Penampahan (anggara, wage, dungulan). Jk kita mengacu pd naskah Usana Bali diatas dimn Jaya Kasunu mendpt pewarah-warah dr Btr Durga, mk pemujaan pd hr itu lebih tepat kpd Btr Durga. Selain itu Btr Durga (sakti dr Siwa = Maha kala) jg sbg rajanya Bhuta Kala. Shg pd hr penampahan masyarakat Bali menghaturkan BOGA KALA yg menggunakan darah&daging sbg srn utama yg diracik dlm ktreatifitas LAWAR. Selain itu dlm literature India Dw Durga dipuja sbg DEWA “KEMENANGAN DAN KESELAMATAN”. Pahlawan-pahlawan Kuruksetra sebelum berperang terlebih dahulu memuja Dw Durga meminta berkah kemenangan, spt Arjuna,Drona,dll. Demikian jg Dewa-dewa memuja Dw Durga krn sbg Penyelamat kahyangan atas gangguan raksasa, spt Mahesasura. Shg Dw Durga disebut jg “Durga Mahesasuramardini”.
“Om Gam Ganapataye namaha”

“SELAMAT HARI RAYA GALUNGAN DAN KUNINGAN”
by: Eka Wirawan 'Bragan' [at facebook]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bantu [ww]-Share dengan Komentar Anda
[walaupun hanya say "hay"]

[ww]-share [ww]-Share [ww]-Share
[ww] Share