Perkembangan Pemerintahan Setelah Masuknya Pengaruh Hindu – Budha


   “Semangat pagi rekan-rekan,, senang sekali hari ini bisa berbagi lagi,, kali ini kita belajar sejarah youk, yaitu mengenai perkembangan pemerintahan setelah masuknya Hindu – Budha. Hayo siapa yang mau tau,,,? Simak baik-baik yach,,”

Masuknya budaya Hindu Budha menyebabkan terjadinya perubahan yang besar pada budaya Indonesia. Perubahan terpenting yaitu Indonesia mulai memasuki masa sejarah. Perubahan lain adalah timbulnya pemerintahan berbentuk kerajaan.


1.     Kerajaan Kutai
Kutai berkembang di tepi sungai mahakam, Kalimantan Timur. Berdiri sekitar abad ke 5 m (antara 400 m – 500 m)
Sumber sejarah di Kutai adalah  yang berbentuk yupa atau tugu batu tertulis. Prasasti yang di temukan berjumlah 7 buah tetapi belum semua dapat di baca dengan baik. Prasasti-prasasti itu dikeluarkan oleh Raja Mulawarman. Huruf yang digunakan adalah huruf Pallawa. Dapat diambil kesimpulan :
a)     Raja Mularwarman merupakan anak Aswawarman dan cucu Kudungga. Aswawarman merupakan Wamsakerta atau pembentuk keluarga. Mulawarman merupakan guru terbesar Kutai karena ia berhasil menaklukan wilayah - wilayah di sekitarnya.
b)     Terdapat 3 nama penguasa Kutai, yaitu kundungga, aswarman, dan mularwarman. Penambahan nama Warman ini dilakukan melalui upacara Abhiseka, yaitu penobatan Raja  secara agama hindu. Setelah dinobatkan, raja  termasuk  dalam kasta Ksatria. Hal ini sejalan dgn nama berakhiran  warman yang berarti pakaian perang.
c)     Mularwarman pernah membeli 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana di suatu tempat suci yang bernama Waprakeswara. Untuk menghormati Raja Mulawarman, dibuatlah yupa oleh para Brahmana. 

2.     Kerajaan Tarumanegara.
Pusat perkembangan Kerajaan Tarumanegara berada di tepi sungai Citarum, sekitar Kota Bogor, Jawa Barat. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang bersamaan waktunya dengan Kerajaan Kutai. Akan tetapi, yang diaanggap sebagai Kerajaan Hindu tertua adalah Kerajaan Kutai.
a.     Prasasti Tugu ditemukan disekitar Jakarta: menjelaskan bahwa pada tahun ke-22 pemerintahannya, Raja Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati (Sungai Candrabhaga) setelah selesai, raja memberi 1.000 lembu kepada para Brahmana.
b.     Prasasti Ciaruteum, ditemukan di Bogor, Tulisannya antara lain berbunyi “inilah dua telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki yang mulia penguasa Negeri Taruma.”
c.     Prasasti Kebon Kopi, ditemukan di Bogor. Tulisannya berbunyi “Inilah dua telapak kaki gajah yang seperti airawata gajah penguasa Negeri Taruma yang gajah perkasa.”
d.     Prasasti Lebak, ditemukan di Banten Selatan.
e.     Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor.
f.       Prasasti Jambu, ditemukan di Bogor
g.     Prasasti Pasir Awi, ditemukan di Bogor
h.     Berita Cina.
1.     Berasal dari informasi Fa Hien, seorang pendeta Budha Cina yang pernah singgah di Taruma. Ia menulis dalam caatannya, masyarakat Taruma sebagian besar beragama Hindu. Dan sebagian kecil menyembah berhala.
2.     Informasi yang menyebut adanya Kerajaan To-Lo-Mo disebelah tenggara Cina yang beberapa kalimengirim utusannya ke Cina. Kemungkinan yang dimaksud To-Lo-Mo ialah Taruma.

Ø   Pada aba ke 7, Kerajaan Taruma ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya

3.     Kerajaan Mataram Lama.
Pusat perkembangan Kerajaan Mataram Lama berada di Jawa Tengah. Daerah Intinya disebut Bumi mAtaram, yang terutama meliputi wilayah Jawa Tengah Selatan. Pusat Kerajaannya berada di Sungai Progo. Karena kesuburan tananhnya, Kerajaan Mataram bercorak Agraris.
Ada beberapa prasasti yang ditemukan antara lain:
a.     Prasasti Canggal, berangka tahun 732 M, dengan memakai huruf pallawa dan bahasa Sansekerta. Menerangkan bahwa “Raja Sanjaya mendirikan sebuah lingga di Bukit Kunjarakunja”. Disebutkan pula bahwa Jawa kaya akan Padi dan Emas.
b.     Prasasti Balitung, atau Prasasti Kedu memuat nama-nama Raja dari Dnasti sanjaya. Ini pada tahun 907 M.
c.     Prasasti Kalasan, berangka tahun 776 M. Berisi tentang pembangunan sebuah bangunan suci bagi dewi Tara & sebuah biara para pendeta.
d.     Prasasti Kelurak, berangka tahun 782 M. Menerangkan bahwa Indra membuat bangunan suci dan arca manjusri Prasasti Kelurak menggunakan huruf Pranagari dan bahasa Sansekerta.
e.     Prasasti Karang Tengah, berangka tahun 824 M. Menerangkan bahwa Raja Samaratungga mendirikan bangunan suci di Wenuwana. Dan juga menyebutkan tentang Putri Samaratungga yang bernama Pramodha Wardani membebaskan pajak tanah di sekitar bangunan suci untuk pemeliharaan kamulan di Bhumi Sambara.

Kerajaan Mataram Lama beribu kota di Medang, atau bisa juga daerah Kedu hingga sekitar Prambanan. Raja pertamanya adalah Sanjaya. Lalu Sanjaya digantikan oleh Putranya, Penangkaran. Pad masa pemerintahan Penangkaran, wilayah-wilayah seperti Galuh (Jabar), Selat malaka, & Semenanjung Malaya berhasil dikuasainya.
     Di bawah pemerintahan Penangkaran, agama Budha dapat berkembang dengan baik di Jawa Tengah. Sebagian ahli berpendapat bahwa Penangkaran sendiri telah beragama Budha, meskipun Sanjaya menganut agama Hindu Syiwa. Di Mataram terdapat pula Dinasti Syalendra yang beragama Budha. Daerah kekuasaan Syalendra adalah wilayah Jawa Tengah bagian selatan.
     Pada akhir abad ke-8, Dinasti Sanjaya mulai terdesak oleh Dinasti Syalendra.

Ø      Nama-nama Raja Mataram Lama dari Dinasti Syalendra yaitu:
  1. Raja Banu, memerintah tahun 752 M – 775 M.
  2. Raja Wisnu, memerintah tahun 775 M – 782 M.
  3. Raja Indra, memerintah tahun 782 M – 812 M.
  4. Raja Samaratungga, memerintah tahun 812 M – 833 M.
  5. Raja Pramodhawardani, memerintah tahun 833 M – 856 M.

Saat pemerintah Raja Indra, Dinasti Syalendra mencapai masa kejayaannya. Lalu digantikan oleh Samaratungga yang berhasil membangun candi Borobudur untuk melindungi kedudukan Samaratungga mengadakan perkawinan politik antara Pramodhawardani dengan Rakai Pikatan. Perkawinan ini ditentang oleh Balaputra, anak Samaratungga yang lain. Pada tahun 856 terjadi peperangan antara Rakai Pikatan dan Balaputra, ia merasa lebih berhak dari Rakai Pikatan akan tetapi Rakai Pikatan kalah. Pada masa pemerintahan Balitung, beliau membangun kompleks Candi Perambanan.
Pengganti Balitung ialah Daksa yang memerintah hingga tahun 919 M. Pada masa pemerintahannya, Candi Perambanan berhasil diselesaikan. Pengganti Daksa ialah Tulodong yang kemudian digantikan oleh Wawa yang memerintah hingga tahun 924 M. Ia digantikan oleh menantunya yang bernama Empu Sendok. Oleh Empu Sendok, pusat kerajaan dipindahkan ke Jawa Timur.

Okeh.. sekian informasinya,, itu disunting dari beebrapa sumber, jadi bisa kalau ada yang salah mohon maaf,, semoga bermanfaat

^_^ wibawa_wean ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bantu [ww]-Share dengan Komentar Anda
[walaupun hanya say "hay"]

[ww]-share [ww]-Share [ww]-Share
[ww] Share